Pages

Saturday, February 14, 2015

Bahaya Gula dan Garam yang Berlebihan pada Makanan dan Minuman



Cerdas menakar konsumsi gula dan garam adalah solusi untuk tetap bisa menjalani hidup yang sehat. Sejatinya, bahan makanan tak akan memicu kemunculan satu jenis penyakit.Menurut pakar nutrisi Emilia Achmadi, pola konsumsi yang berlebihan terhadap makananlah yang dapat menimbulkan penyakit-penyakit kronis di kemudian hari. 

Diabetes dan hipertensi adalah contoh dari penyakit degeneratif yang bisa dipicu oleh
pola konsumsi yang tak benar terhadap gula dan garamAlhasil, banyak orang lantas memilih meniadakan asupan atas dua zat tersebut. Emilia mengatakan, mengonsumsi gula dan garam secara berlebihan dalam jangka waktu yang panjang memang berbahaya bagi kesehatan, tetapi bukan berarti zat-zat tersebut harus dihilangkan dari pola makan kita sehari-hari. 

Bukan hanya pada orang dewasa garam dan gula juga menjadi masalah baru dalam kesehatan anak. Menurut American Academy of Pediatrics(AAP), sebuah studibaru yang diterbitkan dalam The Journal Pediatrics ditemukan bahwa makanan balita yang dijual dipasaran banyak sekali mengandung 2 bahan itu. Dalam studi tersebutpeneliti melihat jumlahnatrium dan gula makan malammakanan ringanbuah-buahansayuranserealkering,jusdan makanan penutup dalam1.074bayi danbalitaDari 79 produk gandum dan buah-buahan bagi balita, 41 mengandung gula tambahan dan 35 produk sepertiga kalorinya berasal dari gula; 72% darimakan malam balita mengandung tinggi sodium (210 miligram per makanan); rata-rata makanan ringanberbasis buah kering mengandung 60 gram gula dan dua pertiga dari kalori berasal dari gula dan gulatambahan yang paling umum adalah jus buah konsentratgulatebusirup dan malt.


Di Indonesia, makanan dan minuman yang memiliki kandungan gula serta garam yang tinggi masih sering dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2011, konsumsi gula masyarakat mencapai 1,416 kilogram per kapita per minggu. Sementara, konsumsi garam sebesar 311 gram per kapita per minggu. 

Padahal yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), batas konsumsi gula dalam sehari adalah 3-6 sendok makan atau 25- 50 gram per hari. Adapun batas konsumsi garam dalam sehari sebanyak 5 gram atau 2.000 miligram natrium (setara dengan satu sendok teh).  

Kita dapat mengatasi dengan memasak makanan sendiri dan pembatasan terhadap garam dan gula sebenarnya cara yang tepat dalam menyediakan gizi seimbang bagikeluarga tercinta. Namun, bahan makanan yang diolah tetaplah harus yang alami, segar, tidak mengandung bahan tambahan. Untuk lebih mengetahui caranya, ahli gizi Jill Castle, and Bridget Swinney memberikan tips berikut ini:



  1. Makan di ruang makan bersama keluarga.Selain dapat mengurangi makan diluar rumah dan kita tidak tahu takarang gula dan garam yang masuk ke tubuh kita makan bersama keluarga pun dapat menambah keharmonisan keluarga itu sendiri.
  2. Membuat makanan sendiri dirumah. Dengan cara ini anda dapat menentukan sendiri takarang gula dan garam yang baik untuk keluarga tercinta dan pastinya juga lebih hemat.
  3. Mempelajari tentang garam/natrium. Garam tidak akan pernah lepas dari kehidupan sehari-hari oleh karna itu kita perlu mengenal bumbu dapur yang satu ini.
  4. Membuat makanan ringan. Hal ini sangat perlu untuk mencegah anggota keluarga kita sering membeli cemilan dari luar rumah.
  5. Blender sendiri dan sajikan.Tidak perlu anak mengkonsumsi makanan proses/kalengan misalnya biskuit kaleng atau buah-buahan kaleng. Cukup dengan memblender bahan makanan dengan halus lalu kemudian setelah itu baru diberikan bumbu yang tidak setajam makanan orang dewasa.
  6. Jangan lupakan kandungan zat besi dan sengBesi sangat baik untuk perkembangan otak dan fisik, sedang Zink/seng adalah mineral bermanfaat dalam proses tubuh. Sumbernya didapat dari daging tanpa lemak, sayuran, daging ayam. Selain itu juga dapat dibuat kuah dari daging tersebut.

1 comment:

  1. wah ternyata bahaya juga ya gan, harus hindari kebanyakan makan diluar nih agar lebih aman

    ReplyDelete