Tempat Berbagi

Hal yang paling indah di dunia ada berbagi.

Kesehatan

Memberikan informasi dan tips-tips tentang kesehatan.

Motivasi dan Tujuan

Saya Akan berbagi informasi tokoh Indonesia dan Dunia yang dapat menginspirasi anda dan Motivasi-motivasi kehidupan.

Keluarga

berbagi tentang kehidupan sosial sehari-hari.

Pages

Saturday, February 14, 2015

4 Cara Alami Membuat Gigi Lebih Putih




Apakah Anda menganggap bahwa gigi putih itu bisa membuat penampilan tampak lebih cantik, ganteng, atau keren? Jika yang tampak kuning mengganggu penampilan? Memang, salah satu yang tak pernah lekang dan selalu satu paket dengan selera fesyen adalah senyum dari gigi putih yang menyilaukan.

Jika memang hal tersebut sangat mendesak untuk mendapatkan hasil maksimal dan gigi tak kunjung putih, sekarang,

Bahaya Gula dan Garam yang Berlebihan pada Makanan dan Minuman



Cerdas menakar konsumsi gula dan garam adalah solusi untuk tetap bisa menjalani hidup yang sehat. Sejatinya, bahan makanan tak akan memicu kemunculan satu jenis penyakit.Menurut pakar nutrisi Emilia Achmadi, pola konsumsi yang berlebihan terhadap makananlah yang dapat menimbulkan penyakit-penyakit kronis di kemudian hari. 

Diabetes dan hipertensi adalah contoh dari penyakit degeneratif yang bisa dipicu oleh

Friday, February 13, 2015

Membahas Penyakit Asma

CURCOL

Postingan pertama ane di blog ini tentang asma. Kenapa? Karna ane waktu kecil juga pengidap asma sampe umur 10 tahunan mungkin dan sampe sekarang puji Tuhan sudah ga muncul lagi tuh penyakit.

Keinget waktu dulu abang ane beli bola sepak trus ngajak ane main di lapangan bola dan itu dalam waktu yang bisa di bilang cuma sebentar karna main nya cuma passing bola biasa dan lari" kecil tapi itu udah bikin napas ngos" an dan sampe rumah bengek" dan muncul suara Ngik" Ngik...Ngik... kalau berpanas. dan alhasil malam nya pas tidur ane dujagain sama paman dan bibi ane takut kenapa" heheh...

ASMA



Tinjauan dan Definisi

Menurut National Asthma Education Program , asma adalah penyakit paru dengan ciri-ciri sebagai berikiut :

  1. Obstruksi jalan napas atau penyimpitan jalan napas yang reversibel entah secara spontan ataupun dengan pengobatan. Mungkin pada beberapa penderita tidak terdapat perbaikan penyepitan secara sempurna
  2. Inflamasi jalan napas
  3. hiperresponsif jala napas terhadap berbagai rangsangan

Evaluasi



A. Anamnesis
  1. Gejala-gejalanya dapat mencakup batik, mengi ,kesulitan bernapas, dada terasa tertekan.
  2. tanyakan tentang penyakit yang menyertai:riniris, sinusitis, polip nasal, darmatitis atopik.
  3. faktor presipitasi antara lain, infeksi pernapasan atas oleh virus, alergen, iritan, emosi, obat, zat adiktif pada makanan , udara dingin ,olahraga, Esofagitis refluks merupakan presisipitan yang lazim untuk asma terutama juka gejala nokturnal lebih menonjol.
  4. Usia saat awitan, perkembangan penyakit.
  5. Penanganan,pengobatan, respons terhadap pengobatan sebelumnya.
  6. Pengelolaan sekarang, mencakup rencana untuk terjadinya eksaserbasi,
  7. Kunjungan ke bagian gawat darurat sebelumnya, perawatan di rumah sakit, intubasi, Perawatan di ICU
  8. Tidak masuk sekolah atau kerja
  9. Gejala-gejala Nokturnal
  10. Pengaruh gaya hidup, pertumbuhan, sekolah, kerja.
  11. Merokok, mernjadi perokok-pasif, terpapar akibat pekerjaan.
  12. Riwayar keluarga menderita asma atau aropi
B. Pemeriksaan Fisik


  1. Suara napas, mengi, bukti adanya hiperinflasi, restraksi.
  2. Bukti adanya penyakit yang menyertai seperti rinitis,sinusitis, polip nasal.
C. Uji Tambahan
  1. Pikirkan CBC, penawaran Gram pada sputum dan sekret nasal untuk mencari eosinofil.
  2. Foto CXR da[at menyingkirkan penyebab lain bstruksi jalan napas tetapi tidak perlu melakukan foto sinar-x pada eksasenasi kecuali di indikasikan adanya demam, ronki atau gejala-gejala lain.
  3. Uji fungski paru. Spirometri harus dilakukan untuk menjadi pemeriksaan obyektif pada semua pasien yang diduga menderita asma. Uji fungsi paru lengkap mungkin diindikasikan pada beberapa pasian.
  4. Uji alergi pada beberapa kasus
  5. Rinoskopi, radiograk sinus, sonde pH untuk mengevaluasi adanya refluksi gastroesofagus (yang dapat memperburuk asma) jika diindikasikan.
  6. Provokasi bronkus dengan metakolim,histamin atau tantangan olah raga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis pada beberapa pasien
D. Diagnosis banding
  1. Anak-anak. Obstruksi benda asing dalam jalan napas yang besar, cincin vaskular, masa( tumor kelerjar limf), trakeomalasia,  bronkiolitis virus, fibrosin kistik, infeksi klamidia, displasia bronkopulmonal, aspirasi, edema paru.
  2. Orang Dewasa. benda asing atau obstruksi mekanik lain pada jalan napas, disfungsi laring, emfisema atau bronkitis kronik, CHF, emboli paru, batuk yang diinduksi-obat(misal,inhibitor ACE)

OBAT-OBATAN

A. Obat Anti-Iflamasi
  1. Kortikosteroid.
B. Bronkodilator.
  1. Agonis-betar
  2. Metilxanthin
  3. Antikoligenergik (misalnya ipratropium)
  4. Inhibitor leukotrien (zafirlukast, accolater) dll

PRINSIP PENGOBATAN

A. Obatti pencetus asma dan penyakit-penyakit yang menyertai.
  1. kurangi kontak dengan alergen dan iritan seperti asap rokok/
  2. Infeksi pernapasa atas oleh virus seringkali menyebabkan eksaserbasi akut, terutama pada anak-anak. Regimen asma mungkin perlu diperkuat selama terdapat infeksi pernapasan atas untuk menghindari pemburukan pengendalian asma. Beberapa penulis menganjurkan steroid profilaksis selama infeksi pernapasan atas pada anak-anak yang diketahui memiliki pencetus asma berupa infeksi pernapasan atas
  3. Obati otitis media bakterial atau sinusitis jika ada
  4. obati esofagitis refluks jika ada.
  5. Anjurkan vaksin influenzza dan pneumokokal pada pasien asma sedang atau berat
  6. Obati rinitis alergika jika terdapat bersama asma. Anthihistamin, kortikosteroid nasal, dan semprotan nasal natrium kromolin mungkin efektif.
  7. Jika kontak dengan pencetus yang diketahui tidak dapat dihindari ( misalnya : olahraga), obati sebelumnya dengan agonis-beta inhalasi atau natrium kromolin sebelum kontak.
  8. Meskipun belum dibuktikan sepenuhnya, bukti yang semakin bertambah menunjukan bahwa sedikitnya beberapa asma terkait dengan infeksi Chlamydia pneumoniae dan dapat berespon terhadap pengobatan dengan doksisiklik (100mg BID) atau antibiotik makrolida ( azitromisin1000mg PO setiap minggu; eritromisin 1000/hari) Selama 4 minggu.